Tuhan, Kami & Persib
February 7, 2012 / just_moy /
Penulis: Muhammad Rijal Badru Salim – @zalrijal
Karena Tuhan, kami (&) Persib orang tua-ku mengernyitkan dahi!Awalnya ibu saya yang menemukan Tuhan,
Kemudian sepertinya ada obrolan kecil dengan bapa.
Selepas solat maghrib tepat di ruang tamu dia menunjukan baju dan stiker koleksiku bertuliskan “TUHAN KAMI PERSIB”. Apa-apaan ini, Zal?dengan dahi mengkerut, bersama kharismanya bapa terhormat menanya.
Ooooh, itu toh? !@#$%^&*)(*&^%$#@!^$^ sempat bingung menjelaskanya!
Sebenarnya tulisan di stiker itu “Tuhan Kami (&) Persib. Hanya saja tanda (&) memang agak samar sehingga nampak TUHAN KAMI PERSIB.
Kemudian sepertinya ada obrolan kecil dengan bapa.
Selepas solat maghrib tepat di ruang tamu dia menunjukan baju dan stiker koleksiku bertuliskan “TUHAN KAMI PERSIB”. Apa-apaan ini, Zal?dengan dahi mengkerut, bersama kharismanya bapa terhormat menanya.
Ooooh, itu toh? !@#$%^&*)(*&^%$#@!^$^ sempat bingung menjelaskanya!
Sebenarnya tulisan di stiker itu “Tuhan Kami (&) Persib. Hanya saja tanda (&) memang agak samar sehingga nampak TUHAN KAMI PERSIB.
Saya cinta Persib, Saya Mau Persib Juara! Singkat penuh harap jawab saya ketika itu.
Ada beberapa nilai yang terkandung dalam
tulisan yang menjadi jargon utama persahabatan kita sebagai mahasiswa
di salah satu universitas berlabelkan Islam yang secara bersama-sama kita cinta PERSIB, kita ingin PERSIB juara. Nilai
historis, nilai teleologis dan nilai filosofis terkandung di dalamnya
melalui pemaknaan yang melenyapkan geramnya orang tua yang sempat
menyangka Tuhan kami Persib.
Nilai Historis
Sekian banyak universitas berdiri di Bandung, berbanding lurus dengan jumlah mahasiswa yang mengagumi secara lahiri dan bathini akan eksistensi Persib sebagai salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia. Dan kami adalah salah satu kumpulan dari mahasiswa itu, mahasiswa dari universitas Islam yang cinta Persib.
Sekian banyak universitas berdiri di Bandung, berbanding lurus dengan jumlah mahasiswa yang mengagumi secara lahiri dan bathini akan eksistensi Persib sebagai salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia. Dan kami adalah salah satu kumpulan dari mahasiswa itu, mahasiswa dari universitas Islam yang cinta Persib.
Kesan nama salah satu agama sangat
melekat pada kami di kalangan mahasiswa dari universitas lain yang
sama-sama berjiwa dan beraga yang tali-menali pada PERSIB. Hal itulah
yang menyebabkan jika kita menemukan hal-hal yang berkaitan dengan nilai
keagamaan, barang pasti berlabuh kepada kita sebagai objeknya dan tak
langka menjadi guyonan diantara kita. Dan kejadian itu terjadi
berkali-kali selama kita nonton bareng ke stadion atau saat melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan Persib. Contoh saja kemarin seusai
pertandingan bergengsi antara Persib vs Persija, di parkiran kita ada
wanita yang menurut saya dia kerasukan setan (kasurupan). Semua bobotoh
di sana kebingungan karena memang tak ada yang tau-menau untuk mengatasi
hal ghaib seperti itu dan akhirnya lagi-lagi kita yang identik dengan
keislaman dituntut bisa menyembuhkanya, meskipun akhirnya bisa sadar
bukan karena kita tapi karena penduduk orang sana yang mungkin dia ahli
ghaib.
Guyonan itu tak lewat begitu saja, tak
berlalu tanpa kesan istimewa yang melahirkan ide TUHAN, mengantarkan
identitas universitas kita nampak harus di tonjolkan. “ISLAM”. Salah
satu agama yang di dalamnya ada kitab suci ada nabi, ada ummat dan yang
paling utama adalah adanya TUHAN yang di imani. Dari situ kita
memutuskan untuk mengangkat Tuhan sebagai salah satu kata dalam jargon
utama kami. Dari VIKING UIN Bandung, lahirlah TUHAN, KAMI & PERSIB.
Nilai Teleologis
Tak beragam tujuan atau maksud kita, hanya ingin PERSIB JUARA berpesan melalui TUHAN, KAMI & PERSIB. Lebih dalam tujuan ini adalah harapan, lewat tatanan bahasa yang bermakna do’a atas nama cinta, yaaah cinta, cinta kami pada PERSIB!
Tak beragam tujuan atau maksud kita, hanya ingin PERSIB JUARA berpesan melalui TUHAN, KAMI & PERSIB. Lebih dalam tujuan ini adalah harapan, lewat tatanan bahasa yang bermakna do’a atas nama cinta, yaaah cinta, cinta kami pada PERSIB!
Nilai Filosofis
Ada beberapa nilai pembenaran atas jargon kami yang mungkin bagi sebagian orang itu biasa-biasa saja, tapi nyatanya tak seperti itu. Sungguh bagi kami terdapat nilai pembenaran, tak sedikitpun menjadikan jargon tersebut suatu guyonan.
Ada beberapa nilai pembenaran atas jargon kami yang mungkin bagi sebagian orang itu biasa-biasa saja, tapi nyatanya tak seperti itu. Sungguh bagi kami terdapat nilai pembenaran, tak sedikitpun menjadikan jargon tersebut suatu guyonan.
TUHAN, kita tidak
berbicara banyak seperti Karen Amstrong dalam The History of God, atau
William Craigh melalui Kalam Cosmological Argument atau bahkan seperti
Al-Ghazali dengan karyanya Tahafut Al-falasifah dan Tahafut
At-tahafut-nya Ibn Rusydi dengan teori 3 macam wujud (eksistensi), tapi
yang pasti secara sistematis kita menyebut TUHAN diawal, itu berarti
Tuhan adalah segalanya, maha segala, kuasa segala, hendak segala, punya
segala, Dia segalanya. Ketika kompetisi dibuka, ketika peluit wasit
ditiup tanda pertandingan dimulai, saat itu kita membuka tabir harapan,
menggeraikan permohonan untuk kemenangannya dan menyeru: Tuhan.
Sepakbola adalah permainan, pas menang kita bersyukur memanggil: Tuhan
(Alhamdulillah, Gusti, Persib meunang). Pas kalah kita tetap berkeluh
memanggil: Tuhan (Gusti naha eleh deui?). Do’a, puji dan syukur pada
Tuhan, karena-Nya kita punya kekuatan untuk tetap memangku rasa bangga
pada Persib, melangkahkan kaki ke stadion untuk mendukung Persib.
Berjingkrak, bernyanyi dan bersorak untuk memecut semangat pemain
Persib, kami yakin itu adalah anugerah kehendak dan kekuasaan Tuhan.
Kami yakin keinginan atau bisikan hati untuk mendukung Persib tak akan
pernah ada, tanpa kehendak dan kuasa-Nya. Itulah TUHAN, KAMI, (&)
PERSIB.
KAMI, nah disini kita
menyeimbangkan antara hakikat (ketuhanan yang bersifat transcendental)
dengan Syari’at (nilai kemanusiaan yang ada di dunia empiris). Hal ini
semacam kita berdiri pada pemahaman al-asy’ariyah yang berada antara
pemahaman Jabariyah dan Qodariyah. Tuhan Maha Kuasa dan manusia maha
rencana, kenyataan manusia diberi sejumlah kemampuan, keahlian dan
kehandalan; di mana setiap Kami diserukan untuk bekerja sepenuh tenaga
dan berdo’a seikhlas hati supaya dapat mencapai angan, merenggut
kemenangan di setiap pertandingan, bernyanyi berjingkrak untuk membakar
semangat. Secara layak dalam usaha dan do’a Kami yang berada dalam
cintanya kepada Persib demi menggapai satu harapan bertahta sebagai sang
juara. Cita-cita dan harapan itu akan tetap dan selalu ada.
PERSIB, terima kasih
telah menjadi sarana bagi Kami untuk tetap berdo’a dan bersyukur pada
Tuhan. Terima kasih telah menjadi tali bagi silaturahmi kami. Bagiku
indah nilai pembenaran keterpaduan antara TUHAN, KAMI (&) PERSIB.
BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI.
Pada Persib kami berbakti, pada Tuhan kami mengabdi!
Semoga semua yang kita lakukan untuk Persib adalah kebaikan. Amin.
Pada Persib kami berbakti, pada Tuhan kami mengabdi!
Semoga semua yang kita lakukan untuk Persib adalah kebaikan. Amin.
Penulis adalah mahasiswa strata 1 hukum UIN Bandung, strata 2 Magister ilmu hukum Unpad. Pengurus VIKING UIN Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar